FENOMENA
DIFRAKSI
1.
Warna-warni pada bulu burung merak
Bulu merak
memiliki warna yang indah. Warna-warni pada bulu merak bukan disebabkan oleh
pigmen warna pada bulu, tetapi karena difraksi. Cahaya putih dari matahari
merupakan cahaya polikromatik. Cahaya putih yang datang pada bulu merak akan
mengenai lapisan melanin yang berperan sebagai kisi reflesi. Hal ini
menyebabkan cayaha datang melangalami difraksi sehingga cahaya purih akan
terurai sesuai sudut difraksi yang dialami. Warna-warni yang terobservasi pada
bulu merak menunjukkan antara warna akan mengalami sudut difraksi yang
berbeda.
Lapisan
melanin bersifat seperti cermin sehingga dapat memantulkan cahaya. Lapisan
melanin pada bulu merak seperti batang-batang yang yang tersusun parallel.
Jarak antara batang-batang mendekati panjang gelombang cahaya tampak. Susunan
melanin ini berperan sebagai kisi refleksi (Gambar a) sehingga saat cahaya
polokromatik datang akan terdifraksi dan terurai sesuai dengan panjang
gelombang menjadi cahaya tampak. Gambar C, menunjukkan gambar mikroskopik dari
batang melanin yang tampak gelap di dalam keratin yang terlihat pucat. Jarak
antar batang melanin rata-rata seragam 0,25x10-6 m
(c)
|
Bulu merak
terlihat biru-hijau meskipun tidak memiliki pigmen warna tersebut disebabkan
adanya difraksi yang menghasilkan warna biru-hijau. Cahaya yang dipantulkan
dengan maksimal terhadap panjang gelombang sesuai dengan persamaan Brag
. Cahaya yang
terdifraksi akan mengalami interferensi maksimum saat m=1.
Diperoleh
, pangjang
gelombang tersebut merupakan pangjang gelombang untuk cahaya dengan warna
biru-hijau. Hal ini lah yang menyebakan warna merak terlihat biru-hijau
meskipun tidak terdapat pigmen biru-hijau.
Pada saat teramati pada sudut yang berbeda akan
terlihat warna violet (
). Maka sudut
observasi dapat dihitung.
Sehingga pada dapa daerah yang sama, dapat terlihat
warna violet jika diamati dengan sudut 60o.
Kedua mata kita dapat mengamati warna yang berbeda
saat melihat bagian yang sama. Hal ini disebabkan karena dua mata
kita menerima cahaya yang dipantulkan
dari bulu pada sudut yang berbeda sehingga kedua
mata menerima cahaya pada sudut yang berbeda dan
mengandung warna yang berbeda dan diperkuat oleh interferensi konstruktif.
Berdasarkan data jarak antara batang melanin 0,25x10-6
m, maka pada bulu merak terjadi difraksi dan interferensi maksimat pada
(biru-hijau).
Hal inilah yang menyebabkan bulu merak tidak tampak merah-kuning.
2.
Difraksi pada mata serangga
Difraksi cahaya juga terjadi evolusi mata serangga. Mata serangga terdiri dari benang-benang transparan
yang disebut ommatidia. Ommatidia tersusun menjadi bentuk segienam. Lebar ommitidia pada serangga d = 2x10-5 m. Masing-masing
ommatidium dapat menerima cahaya dengan sudut kurang θ dari dari sumbu
tengahnya.
Seluruh cahaya datang yang sesuai dengan sudut itu masuk ke
omatidium sepanjang serat dan memberikan rangsangan berupa geteran ke dasarnya. Cahaya dari
objek berbeda yang melewati ommaditium yang sama tidak dapat dibedakan. Supaya
serangga dapat melihat dua objek, cahaya dari objek-objek tersebut harus
melewati ommaditium yang berbeda. Untuk mencapai perbedaan yang maksimum, sudut θ seharusnya sekecil mungkin.
Missal terdapat cahaya hijau
memasuki ommatidia.
Ini berarti bahwa cahaya harus membuat sudut
lebih kecil dari θ dengan sumbu pusat dari omatidium yang
akan mendifraksikan masuk kedalam omatidium tanpa mempedulikan sudut θ. Pengukuran secara nyata telah
ditemukan bahwa penerimaan sudut antara 1° dan 2° pada lebah.
|
Gambar e. Ommitidia
Serangga
|
Lebar d pada
omatidia lebah adalah bentuk yang optimal, jika lebar itu lebih kecil difraksi sudut
lebih besar.
Mata serangga telah mencapainya melalui evolusi, perbedaan maksimum tetap
konsisten dengan ukurannya.
Gambar f.
Gambar
sebelah kanan ialah warna yang ditangkap oleh mata manusia, gambar
sebelah
kiri ialah warna yang ditangkap oleh mata serangga.
3.
Warna
sayap kupu-kupu
Kupu-kupu Morpho
jantan merupakan spesies kupu-kupu yang
terdapat di hutan hujan tropir Amerika Selatan. Kupu-kupu tersebut memiliki
warna biru yang cerah dan dikenal sebagai kupu-kupu yang indah. Kupu-kupu Morpho dapat dilihat dari pesawat yang
terbang rendah atau sekitar 0,25 mil karena warnanya yang cerah.
Warna biru cerah pada warna kupu-kupu tidak disebabkan
warna pigmen pada sayap, tetapi disebabkan karena adanya efek multi
interferensi dari cahaya yang dipantulkan oleh lapisan tipis lamellae. Lapisan
tersebut berbentuk bukit seperti kisi yang terdapat pasa sayap kupu-kupu. Lapisan
lamellae juga menyebabkan cahaya terdifraksi. Kombinasi dari kedua efek
tersebut menyebabkan sebuah spectrum refleksi dengan intensitas tinggi yang
sangat tergantung pada sudut .
Multi interferensi merupakan sumber warna biru yang
ditampilkan oleh sayap dan disebabkan interferensi antara lamellae dan lapisan
udara diantara lamellae, sedangkan difraksi berasal dari serangkaian gununang
lamellae yang tersusun secara periodic. Difraksi membantu memperbesar sudut
yang tergantung pada panjang gelombang cahaya. Hamburan juga terjadi karena
ketidakteraturan ketinggian struktur permukaan sayap, mengakibatkan
keterganggunya dari koherensi antara tonjolan lamellae dan menghasilkan warna
yang seragam.
Terdapat dua lapisan sisik pada sayap kupu-kupu.
Lapisan bawah sesnsitif terhadap cahaya, dan sisik transparan yang berperan
sebagai pendisfus optic untuk cahaya datang dan memperluas sudut. Struktur
bukitan (ridge)
terdapat pada sisik bawah, yang tersusun antara 2 dan 12 lapisan lamellae
sepanjang rankaian bukitan (ridge) dan sedikir miring ke atas.
Lamellae diposisikan asimetris sekitar pusat punggungan
(ridge), dipisahkan oleh sebuah
jaring trabekula untuk
membentuk crosssection seperti pohon.
Periodisitas pegunungan terletak di
antara 300nm dan 2000nm, dengan lebar
punggung total antara 500nm dan 700nm,
tetapi meskipun ini, sedikit variasi terlihat
alam warna yang berbeda
dari spesies kupu-kupu Morpho, itu adalah intensitas
warna yang bervariasi, dari biru berintensitas tinggi ke biru muda.
warna yang bervariasi, dari biru berintensitas tinggi ke biru muda.
Lamellae memiliki ketebalan sekitar 60 nm dan terpisah
sejauh 200 nm. Lamellae dan jarak diantaranya bertindak sebagai multilayer yang
menyebabkan interferensi konstruktif dan destruktif dari pantulan antara
masing-masing lamella dan udara yang terdapat diantara lamella. Indeks bias
kutikula sekitar 1,56±0,06 sedangkan udara adalah 1, dan inilah perbedaan indeks
bias yang memungkinkan warna biru terang untuk diproduksi dan intensitas tinggi
dapat
dicapai karena jumlah lapisan yang
terlibat dan perbedaan indeks bias yang tinggi.
Gambar g. Perbesaran permukaan kupu-kupu Morpho menggunakan SME
Gambar h.
Interferensi konstruktif pada lapisan multilayer
Struktur
dimensi kupu-kupu Morpho
|
Dimana, m=n+1/2 (n bilangan bulat)
Pembiasan yang dialami cahaya yang mengenai lamellae
berlaku Hukum Snellius,
Untuk mendapatkan persamaan saat terjadi interferensi
maksimum, kita gabungkan persamaan 1 dan 2.
Pada kasus
ini kupu-kupu terlihat tampak biru, maka
, d adalah periodic dari lamellae d=207 nm, n1=1,56
indek bias lapisan lamellae, no=1 indek bias udara, interferensi
maksimum saat m=1+1/2=3/2. Berdasarkan data ini kita dapat menghitung besar
sinar datang yang mengalami interferensi maksimum cahaya biru.
Difraksi
juga dihasilkan pada permukaan sayap kupu-kupu karena struktur jarak antara
ridge yang periodik. Diberikan persamaan:
Kita anggap sudut difraksi yang teramati
, maka kita dapat menghitung panjang gelombang yang teramati.
Ini adalah cahaya dengan panjang gelombang yang
berkisar pada warna biru.
Missal
, maka cahaya yang akan teramati adalah
Diperoleh panjang gelombang 315nm, maka yang teramati
adalah cahaya dengan warna biru keputihan. Hal ini disebabkan karena pada sudut
yang kecil difraksi dan interferensi akan terganggu oleh pantulan cahaya putih,
sehingga terlihat bersinar. Jika teramati pada sudut yang besar, gangguan
cahaya putih tidak ada, jadi warna kupu-kupu terlihat biru.
mana gambar dan rumusnya???
BalasHapus