BAGIAN DAN PRINSIP KERJA
X-RAY DIFFRACTOMETER
X-Ray
Diffraction (XRD) merupakan teknik analisis non-destruktif untuk
mengeidentifikasi dan menentukan secara kuantitatif tentang bentuk berbagai
kristal, yang disebut fase. Identifikasi diperoleh dengan membandingkan pola
difaksi dengan sinar-X. XRD dapat digunakan untuk menentukan fase apa yang ada
dalam bahan dan konsentasi bahan-bahan penyusunnya. XRD juga dapat membedakan
antara material yang bersifat kristal dan amorf. Selain itu, XRD juga dapat
mengukur macam-macam keacakan dan penyimpangan kristal serta karakterisasi
material kristal. XRD juga dapat mengidentifikasi mineral-mineral yang berbutir
halus seperti tanah liat.
Sinar-X
dipilih karena merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi
sekitar 200 eV sampai 1 MeV. Sinar X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron
eksternal dengan elektron pada kulit atom. Spektrum Sinar X memilki panjang
gelombang 10-5 – 10 nm, berfrekuensi 1017 -1020 Hz dan memiliki energi 103 -106
eV. Panjang gelombang sinar X memiliki orde yang sama dengan jarak antar atom
sehingga dapat digunakan sebagai sumber difraksi kristal.
XRD (X-Ray Diffractometer)
yang terdapat di Laboratorium Sentral FMIPA UM adalah jenis XRD Philips tipe
X’Pert PRO dengan penampakan seperti gambar berikut.
A.
Bagian-bagian XRD
Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagian-bagian XRD, berikut
disajikan gambar bagian dalam XRD merk Philips terlihat dari atas.
XRD terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X (sumber monokromatis), tempat
obyek yang diteliti (chamber), dan
detektor sinar-X. Sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yang berisi katoda.
Dengan memanaskan filamen di dalamnya akan dihasilkan elektron yang gerakannya
dipercepat dengan memberikan beda potensial antara katoda dan anoda. Sinar-X
yang dihasilkan akan bergerak dan menembaki obyek yang berada dalam chamber. Ketika menabrak elektron dalam
obyek, dihasilkan pancaran sinar-X. Obyek dan detektor berputar untuk menangkap
dan merekam intensitas dari pantulan sinar-X. Selanjutnya, detektor merekam dan
memproses sinyal sinar-X dan mengolahnya dalam bentuk grafik.
Skema difraktometer sinar-X disajikan dalam gambar
berikut.
Skema dasar
dari difraktometer sinar-X terdiri dari sebuah sumber radiasi monokromatik dan
detektor sinar-X yang diletakkan pada keliling lingkaran. Detektor sinar-X
dapat bergerak sepanjang keliling lingkaran yang memiliki tanda sebagai ukuran
besar sudut. Pusat lingkarannya berupa tempat spesimen (chamber). Sebuah celah pemencar (divergent slits) ditempatkan di antara sumber sinar-X dengan
spesimen, dan sebuah celah pengumpul (receiving
slits) ditempatkan spesimen dan detektor. Celah pengumpul ini dapat
membatasi radiasi yang terhambur (bukan yang terdifraksi), mengurangi derau
latar (background noise) dan membuat
arah radiasi menjadi sejajar. Detektor dan tempat spesimen secara mekanis
dibuat berpasangan dengan goniometer. Goniometer merupakan alat untuk mengukur
sudut atau membuat suatu obyek (dalam hal ini adalah detektor) berotasi dalam
posisi sudut yang tepat. Dalam set XRD, rotasi detektor melalui sudut sebesar
2θ terjadi bersamaan dengan rotasi spesimen sebesar θ, dengan perbandingan
tetap 2:1.
Sinar-X
dihasilkan di suatu tabung sinar katode dengan pemanasan kawat pijar untuk
menghasilkan elektron-elektron, kemudian elektron-elektron tersebut dipercepat
terhadap suatu target dengan memberikan suatu voltase, dan menembak target
dengan elektron. Ketika elektron-elektron mempunyai energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron-elektron dalam target, karakteristik spektrum sinar-X
dihasilkan. Alat untuk menghasilkan sinar-X harus terdiri dari beberapa
komponen utama, yaitu :
a. Sumber elektron (katoda)
b. Tegangan tinggi untuk mempercepat elektron
c. Logam target (anoda)
Ketiga
komponen tersebut merupakan komponen utama suatu tabung sinar-X. Skema tabung sinar-X dapat dilihat pada Gambar
Spektrum sinar-X terdiri atas beberapa komponen-komponen,
yang paling umum adalah Kα dan Kβ. Kα terdiri atas Kα1 dan Kα2. Kα1 mempunyai
panjang gelombang sedikit lebih pendek dan dua kali lebih intensitas dari Kα2.
Panjang gelombang yang spesifik merupakan karakteristik dari bahan target (Cu, Fe,
Mo, Cr). Disaring, oleh kertas perak atau kristal monochrometers, yang akan
menghasilkan sinar-X monokromatik yang diperlukan untuk difraksi. Tembaga
adalah bahan sasaran yang paling umum untuk diffraction kristal tunggal, dengan
radiasi Cu Kα =05418Å. Sinar-X ini bersifat collimated dan mengarahkan ke
sampel. Saat sampel dan detektor diputar, intensitas Sinar X pantul itu
direkam. Ketika geometri dari peristiwa sinar-X tersebut memenuhi persamaan
Bragg, interferens konstruktif terjadi dan suatu puncak di dalam intensitas
terjadi. Detektor akan merekam dan memproses isyarat penyinaran ini dan
mengkonversi isyarat itu menjadi suatu arus yang akan dikeluarkan pada printer
atau layar komputer.
B. Prinsip Kerja XRD
Seberkas
sinar-X dengan panjang gelombang λ (cahaya monokromatik) jatuh pada struktur
geometris atom atau molekul dari sebuah kristal pada sudut datang θ. Jika beda
lintasan antara sinar yang dipantulkan dari bidang yang berturut-turut
sebanding dengan n panjang gelombang, maka sinar tersebut mengalami difraksi. Peristiwa
difraksi mungkin terjadi karena jarak antaratom dalam kristal dan molekul
berkisar antara 0,15 hingga 0,4 nm, yang bersesuaian dengan spektrum gelombang
elektromagnet pada kisaran panjang gelombang sinar-X dengan energi foton antara
3 hingga 8 keV. Sesuai dengan Hukum Bragg, dengan memvariasi sudut θ diperoleh
lebar antar celah yang berbeda dalam bahan polikristalin. Kemudian, posisi
sudut dan intensitas puncak hasil difraksi digrafikkan dan diperoleh pola yang
merupakan karakteristik sampel. Setiap kristal memiliki pola XRD yang berbeda
satu sama lain yang bergantung pada struktur internal bahan. Pola XRD ini
merupakan karateristik dari masing-masing bahan sehingga disebut sebagai ‘fingerprint’ dari suatu mineral atau
bahan kristal.
Kelebihan
penggunaan sinar-X dalam karakterisasi material adalah kemampuan penetrasinya,
sebab sinar-X memiliki energi sangat tinggi akibat panjang gelombangnya pendek.
Sementara itu, kekurangannya adalah untuk obyek berupa kristal tunggal sangat
sulit mendapatkan senyawa dalam bentuk kristalnya. Sedangkan untuk objek berupa
bubuk (powder) sulit untuk menentukan
strukturnya.
saya mohon di kasih tau nama alat untuk pengukuran XRD, EIS, Charge Discharge, CV, SEM terima kasih
BalasHapus